Abstrak

Abstrak

Rabu, Januari 21, 2009

KERANDA ITU

Oleh: Irwan Dwi Kustanto

Keranda itu menangis lirih
Menanti bayang tuannya
Masuk dan berbaring
Untuk menua, menyimpan mimpi yang belum rampung

Keranda itu merintih pelan
Menunggu tubuh tuannya
Beristirahat disela dukanya, menggigil
Senyap, dalam kerinduan
Untuk menyepi dibalik ilalang
Menyimpan semua kenangan
Dalam satu helaan takdir yang ingin ditepisnya

Keranda itu meratap sendu
Mencari goresan nisan tuannya
Pada batu hitam
Pada bunga-bunga kamboja
Pada tanah basah
Dan pada malam-malam yang rembulannya dimakamkan

Tidak ada komentar: