Abstrak

Abstrak

Selasa, Januari 20, 2009

ILALANG

Oleh: Irwan Dwi Kustanto

Ilalang dihalaman rumah kita semakin tajam liriknya
Menghujam rembulan tepat ditengah malam
Hingga jatuh kemilau
Gemersik cahayanya
Semilir berbisik-bisik
Hutan-hutan singgah
Dedaunan berlari-lari, senyum kecilmu yang tertatih
Aku adalah duka yang tertanam
Berabad-abad mengiringi kabut
Meniti lembah-lembah guraumu yang gersang
Selalu, pintamu
Mulailah dengan tanya,
Hendak kau suntingkah bunga kemarau itu?
Setelah rahasianya terurai?
Bersama gugur kelopaknya
Yang meraung-raung, pedih

Ilalang masih saja termangu
Walau hijaunya sepi dari rayuan matahari
Tapi kau berdiri saja
Memandangi lambaian waktu yang jatuh
Pada kekosongan
Awan meminta hujan dinyanyikan
Bermalam-malam menguak rindu
Sesampainya dipermukaan tanah basah
Kabarmu telah baka
Entah terbang bersama awan atau lebur bersama hujan
Aku tetap ilalang
Yang menerka-nerka kapan kau datang

Tidak ada komentar: