Oleh: Irwan Dwi Kustanto
Menara itu menundukkan kepala
Dingin, beku, tak berbekas
Dilangit orang-orang memanggil
Menabur tulip pada sela dukanya
Yang tertinggal disudut Paris
Ketika bumi meratapi senjanya
Engkau memilih untuk diam
Bertahun-tahun mandi bunga matahari
Walau rindu telah diungkap
Namun tak urung
Sia-sia menunggu
Kekasihnya telah pergi
Abstrak

Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar