Abstrak

Abstrak

Selasa, April 14, 2009

MENARA EIFFEL

Oleh: Irwan Dwi Kustanto

Menara itu menundukkan kepala
Dingin, beku, tak berbekas
Dilangit orang-orang memanggil
Menabur tulip pada sela dukanya
Yang tertinggal disudut Paris

Ketika bumi meratapi senjanya
Engkau memilih untuk diam
Bertahun-tahun mandi bunga matahari
Walau rindu telah diungkap
Namun tak urung
Sia-sia menunggu
Kekasihnya telah pergi

Tidak ada komentar: